Monday, 10 November 2014

STATISTIKA (UKURAN KERAGAMAN DATA, PELUANG DAN PEUBAH ACAK DISKRIT)



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

      Guna menunjang dan mampermudah pemahaman materi ukuran keragaman data, peluang dan peubah acak diskrit kami menyusun makalah ini dengan dilengkapi oleh tabel-tabel, rumus-rumus dan grafik. Dalam makalah ini kami akan memaparkan  materi ukuran keragaman data yang diantaranya ragam (variansi), simpangan baku (standar deviasi), peluang, peubah acak diskrit, sebaran peluang pada peubah acak diskrit, macam-macam distribusi peluang acak diskrit. Makalah ini disusun beradasarakan referensi yang dapat dipercaya.

B.     Rumusan Masalah

Untuk mendalami pengetahuan dalam makalah ini, maka kami susun rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa saja yang termasuk dalam ukuran keragaman data?
2.      Bagaimana pengertian dan pembahasan tentang variansi, simpangan baku, peluang, dan peubah acak diskrit?
3.      Bagaimana sebaran peluang pada peubah acak diskrit?

C.    Tujuan Pembahasan

1.      Untuk mengetahui macam-macam ukuran keragaman data.
2.      Untuk mengetahui pengertian dan pembahasan tentang variansi, simpangan baku, peluang, dan peubah acak diskrit.
3.      Untuk mengetahui sebaran peluang pada peubah acak diskrit.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    UKURAN KERAGAMAN DATA
Setelah kita pelajari ukuran pemusatan data dan ukuran letak, satu lagi ukuran yang harus diketahui adalah ukuran keragaman. Ukuran keragaman menggambarkan bagaimana berpencarnya data atau menggambarkan seberapa jauh data menyebar dari rata-ratanya. Ukuran keragaman data yang sering digunakan antara lain: jangkauan/rentang (range), rentang antar kuartil (RAK), simpangan kuartil (SK), ragam (variansi), dan simpangan baku (standar deviasi).
1)      Jangkauan/Rentang (Range)
Merupakan bentuk paling sederhana dari ragam variansi. Rentang data adalah beda pengamatan terbesar dan terkecil dalam  kumpulan data tersebut. Perhitungan nilai rentang data yaitu:
            R = data tertinggi – data terkecil
Contoh :
            Data nilai UAS statistika 90, 80, 70, 90, 70,100, 80, 50, 75, 70
maka rentang atau jangkauannya = 100 – 50 = 50
2)      Rentang Antar Kuartil (RAK)
Merupakan selisih antar kuartil ketiga dengan kuartil pertama, dengan rumus :   RAK =  -
            RAK = rentang antar kuartil
                  = kuartil ketiga
                  = kuartil pertama
Contoh:
            Diketahui data pada contoh kuartil berkelompok, maka didapat:  = 68,5      = 87,3
Jadi: RAK = 87,3 – 68,5 = 18,8

  
3)      Simpangan Kuartil (SK)
Simpangan kuartil adalah setengah dari RAK, dengan rumus :
SK =  RAK  atau  SK =  ( - )
Contoh:
            Diketahui data pada contoh kuartil berkelompok, maka didapat: = 68,5   = 87,3
Jadi:
            SK =  (87,3 – 68,5) = 9,4

4)      Ragam (Variansi)
Ragam atau variansi untuk data populasi diberi simbol , sedangkan ragam atau variansi untuk sampel diberi simbol . Ragam adalah harga penyimpangan/deviasi yang juga memperhitungkan deviasi tiap data terhadap meannya (rata-ratanya).
a. Rumus variansi (  atau ) untuk data tunggal
1.      Untuk data sampel
          =
atau   =

atau   =     =






2.      Untuk data populasi
       =

atau  =

atau  =      =

Contoh:
Diperoleh data sampel hasil pengukuran lingkar pinggang 8 orang anak sebagai berikut
25, 30, 12, 15, 30, 17, 23, 27. Hitung variansi dari kedelapan anak tersebut!
Jawab:
Pencarian variansi data tunggal
X
25
625
30
900
12
144
15
225
30
900
17
289
23
529
27
729
179
4341

Berdasarkan data tersebut, maka didapat:
=
=
 =
=     = 47,98
b.      Rumus variansi (  atau ) untuk data berkelompok
1.      Untuk data sampel:
 =
atau    =     =

2.      Untuk data populasi:

=

atau    =     

Contoh:
Berat sampel 30 orang siswa disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Berat
Frekuensi
47 – 49
3
50 – 52
6
53 – 55
9
56 – 58
7
59 – 61
5

Tentukan nilai variansi dari data diatas!
Jawab:

Berat
.
2
2
47 – 49
3
48
144
2304
6912
50 – 52
6
51
306
2601
15606
53 – 55
9
54
486
2916
26244
56 – 58
7
57
399
3249
22743
59 – 61
5
60
300
3600
18000

30

1635

89505

Maka berdasarkan data tersebut didapat:
 =
= 2

 = 2

 = 2    =  13,71

5)      Simpangan Baku (Standar Deviasi)
Simpangan baku adalah suatu nilai yang menunjukkan tingkat atau derajat variasi kelompok data atau ukuran standar penyimpangan dari mean atau atau reratanya. Simpangan baku (standar deviasi) merupakan akar kuadrat dari variansi suatu data.
a.      Simpangan Baku (Standar Deviasi) untuk data tunggal
1.      Rumus untuk data sampel
S =
atau
S =     S =

2.      Rumus untuk data populasi
 =
atau
 =      =

Contoh:
Diketahui nilai UTS Statistika Mahasiswa IAIN diambil sampel seperti tabel berikut. Hitung simpangan baku dari 10 sampel mahasiswa tersebut!
Jawab:
Pencarian Simpangan Baku dari Data Tunggal
No
X
1
75
5625
2
70
4900
3
80
6400
4
85
7225
5
60
3600
6
75
5625
7
100
10000
8
90
8100
9
95
9025
10
75
5625
N = 10
 = 805
= 66125

                                                Berdasarkan data tersebut, maka didapat:
                                                          s =    
                                                          s = 
                                      s =
                                                          s =
                                              s =
                                              s =
 s = 12,12


B.     PELUANG
1.      Konsep Peluang
Peluang suatu peristiwa adalah harga yang menunjukan beberapa besar kemungkinan bahwa peristiwa itu terjadi.
2.      Pengertian Percobaan ( Eksperimen )
Percobaan adalah segala  peroses observasi atau pengukuran yang hasilnya mengandung ketidaktentuan.
Contoh :
(1)    Percobaan melambungkan sebuah logam sebanyak satu kali, hasil yang mungkin : muncul gambar (G) atau angka (A).
(2)    Percobaan melambungkan sebuah dadu bersisi 6. Hasil yang mungkin : muncul mata 1 atau 2 atau 3atau 4 atau 5 atau 6.
3.      Pengertian Ruang Sampel, Titik Sampel, dan kejadian
1)      Ruang sampel (S) adalah himpuan yang menyatakan semua kemungkinan yang bisa terjadi dalam satu percobaan.
2)      Titik sampel adalah anggota dari ruang sampel atau hal yang terjadi dalam percobaan.
3)      Kejadian/event/peristiwa adalah himpunan bagian dari ruang sampel.
contoh :
Pada percobaan pelampungan sebuah logam satu kali ruang sampel : S = {GA}  titik sampel adalah G dan A , banyak titik sampel adalah 2. {G} adalah kejadian munculnya gambar, {A} adalah kejadian munculya angka.

4.      Aturan Peluang
Aturan peluang adalah cara mengawankan setiap hasil percobaan dengan tepat 1 bilangan real p dengan 0 < p < 1 atau 0 = p =1. Jika a kawan p maka pelung A yaitu P(A) = P.

Sifat Peluang
Peluang dalam ruang sampel memenuhi 2 sifat antara lain :
1)      Jika A suatu hasil percobaan, maka peluangnya P(A) bernilai : 0 < P < 1 atau 0 = P =1.
2)      Jumlah peluang semua hasil percobaan = 1 yaitu P(S) = 1
5.      Peluang Suatu Kejadian
Rumus : P(K) =
Contoh:
Sebuah dadu dilemparkan satu kali. Misalkan K kejadian munculnya mata dadu  > 3. Berapakah peluang kejadian K ?
Penyelesaian :
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} → n(S) = 6
K = {4, 5, 6}→ n(K) = 3
P(K) =  =
6.      Macam-macam kejadian
a.       Kejadian majemuk
Merupakan kejadian yang terdiri dari dua kejadian atau lebih dalam suatu percobaan. Misalnya pada percobaan relambingan satu dadu bermata 6, satu kali di tulis S = (1, 2, 3, 4, 5, 6)→ n(S) = 6. Kejadian A adalah munculnya  mata bilangan genap ditulis A = (2, 4, 6)→ n(A) = 3 dan B kejadian munculnya mata kelipatan 3 di tulis B = (3, 6) → n(B) = 2.
Keterangan :
v  A dan B =AᴖB adalah kejadian kejadian yang muncul                                       mata bilangan genap dan kelipatan.
3→ AᴖB = (6) → n(AᴖB) = 1.
v  A atau B = A ᴗ B adalah kejadian kejadian yang muncul                                       mata bilangan genap atau yang muncul bilangan kelipatan 3.
→ berlaku : n(A ᴗ B) = n(A) + n(B) - n(AᴖB)
  =  +  -  
P(A ᴗ B) = P(A) + P(B) – P(AᴖB)
Dengan demikian peluang kejadian majemuk A ᴗ B pada percobaan di atas adalah P(A ᴗ B) = P(A) + P(B) – P(AᴖB)
                                    =  +  -  =  =
b.      Kejadian saling lepas
Jika dua kejadian atau lebih tidak mungkin terjadi bersama-sama, maka kejadian itu disebut “saling lepas”. Dengan kata lain kejadian itu tidak beririsan.
Kita ketahui : bahwa P (A ᴗ B) = P(A) + P(B) – P(AᴖB)
Jika kejadian A dan B saling lepas
→ n(AᴖB) = 0, dan P(AᴖB) = 0
P (A ᴗ B) = P(A) + P(B) – P(AᴖB)
                       = P(A) + P(B) – 0
 P (A ᴗ B) = P(A) + P(B)

c.       Kejadian komplementer
Komplemen kejadian A adalah kejadian A’ atau A̅ berupa himpunan semua titik sempel dalam S yang tidak dalam kejadian A.


Tampak bahwa A ᴖ A’ = Ø sehingga n(A ᴖ A’) = 0 dan
(A ᴖ A’) = S sehingga n(A ᴗ A’) = n (S)
n(A ᴗ A’) = n(A) + n (A’) – n(A ᴖ A’).
                  = n(A) + n (A’) – 0
             (S) = n(A) + n (A’)
 =  +
1 = P(A) + P(A’)
P(A’) = 1- P(A)











d.      Kejadian saling bebas
Dua kejadian di katakan “saling Bebas” , dengan syarat kejadian yang satu tidak mempengaruhi kejadian lainnya.


1
2
3
4
5
6
1
(1,1)
(1,2)
(1,3)
(1,4)
(1,5)
(1,6)
2
(2,1)
(2,2)
(2,3)
(2,4)
(2,5)
(2,6)
3
(3,1)
(3,2)
(3,3)
(3,4)
(3,5)
(3,6)
4
(4,1)
(4,2)
(4,3)
(4,4)
(4,5)
(4,6)
5
(5,1)
(5,2)
(5,3)
(5,4)
(5,5)
(5,6)
6
(6,1)
(6,2)
(6,3)
(6,4)
(6,5)
(6,6)








AB                              Kejadian B                kejadian A
                                                                           
S = {(1,1), (1,2),..., (1,6), (2,1),..., (2,6), (3,1),..., (3,6), (4,1),..., (4,6),(5,1),..., (5,6), (6,1),... (6,6) }
→ n(S) = 36

Munculnya mata dadu 5 pada pelemparan I tidak ada hubungannya dengan munculnya mata dadu 2 pada lemparan II. Berapakah peluang munculnya mata dadu 5 pada lemparan I dan munculnya mata dadu 2 pada lemparan II?

Muncul mata dadu 5 pada pelemparan I ada 6 kemungkinan :
A = {(5,1), (5,2), (5,3), (5,4), (5,5), (5,6)}
→ n(A) = 6  dan P(A) =  =
Muncul mata dadu 2 pada lemparan II ada 6  kemungkinan :
B = {(1,2), (2,2), (3,2), (4,2), (5,2), (6,2)}
→ n(B) = 6 dan P(B) =  =

Munculnya mata 5 pada lemparan I dan lemparan 2 pada lemparan II hanya ada 1 kemungkinan. Lihat irisan A dan B yaitu A ᴖ B  = {(5,2)}
n(AᴖB) = 1 dan P(AᴖB) =  =
Perhatikan bahwa P(AᴖB) = P(A) x P(B)
                                            =   x  =
Jika kejadian A dan B adalah 2 kejadian yang saling bebas maka :
P(AᴖB) = P(A) x P(B)

C.    PEUBAH ACAK DISKRIT
Peubah Acak (Random Variable) Sebuah keluaran numerik yang merupakan hasil dari percobaan (eksperimen). Peubah acak adalah suatu fungsi dari ruang contoh ke bilangan nyata. Untuk setiap anggota dari ruang sampel percobaan, peubah acak biasa mengambil tepat satu nilai. Misal S adalah ruang sampel. Fungsi X yang memetakan setiap anggota ruang sampel S ke suatu bilangan real disebut peubah acak. Peubah Acak dituliskan sebagai huruf kapital (X, Y, Z). Nilai-nilai tertentu atau nilai pubah acak yang merupakan keluaran percobaan dituliskan dengan huruf kecil (x, y, z). Peubah acak diskrit adalah peubah acak yang dapat mengambil nilai - nilai yang terbatas atau nilai yang tidak terbatas tapi dapat dicacah.
 Sebagai contohnya :
1)      Pada percobaan melambungkan satu mata uang logam setimbang satu kali, misalkan yang diperhatikan adalah sisi mata uang yang muncul yaitu Angka (A) atau Gambar (G), maka ruang sampel S= {A,G}. Misal X adalah peubah acak yang menyatakan frekuensi munculnya gambar, maka nilai-nilai X yang mungkin adalah 0 atau 1.
Himpunan semua nilai X yang mungkin dinotasikan dengan X(S), sehingga untuk contoh di atas X(S)={0,1}.
2)      Seorang petugas bagian penerima dan pemeriksa barang di suatu departemen bertugas untuk mengamati barang-barang elektronik yang diterima oleh departemen tersebut apakah baik (B) atau cacat (C). Karena adanya keterbatasan waktu, petugas tersebut tidak dapat mengecek semua barang yang masuk melainkan hanya akan mengambil secara acak 3 barang saja. Seluruh hasil yang mungkin dari pengamatan petugas tersebut adalah:
S = {BBB, BBC, BCB, CBB, CCB, CBC, BCC, CCC}
Misal Y peubah acak yang menyatakan banyaknya peralatan yang cacat, maka nilai-nilai Y yang mungkin adalah 0, 1, 2, atau 3. Jadi Y(S) = {0,1,2,3}
2)      Untuk menjawab soal multipel choice 2 kali, maka kemungkinan yang terjadi adalah:
S = {SS, SB, BS, BB}
X : Peubah Acak yang menyatakan banyaknya jawaban benar, maka nilai-nilai X yang mungkin adalah X(S) = {0,1,2}
3)      Jika dua dadu (bermata enam) dilambungkan sekali, maka ruang sampel dari percobaan tersebut dapat dinyatakan dalam tabel berikut:
DADU



I





1
2
3
4
5
6

1
(1,1)
(1,2)
(1,3)
(1,4)
(1,5)
(1,6)

2
(2,1)
(2,2)
(2,3)
(2,4)
(2,5)
(2,6)
II
3
(3,1)
(3,2)
(3,3)
(3,4)
(3,5)
(3,6)

4
(4,1)
(4,2)
(4,3)
(4,4)
(4,5)
(4,6)

5
(5,1)
(5,2)
(5,3)
(5,4)
(5,5)
(5,6)

6
(6,1)
(6,2)
(6,3)
(6,4)
(6,5)
(6,6)

            Misal T merupakan peubah acak yang menyatakan jumlah mata dadu yang muncul, maka T(S)= {2,3,4, ..., 12}







D.    SEBARAN PELUANG PADA PEUBAH ACAK DISKRIT
Sebaran peluang dari peubah acak X adalah suatu gambaran nilai peluang untuk masing-masing nilai yang mungkin bagi X.
Untuk suatu peubah acak diskrit, sebaran peluang dapat berupa:
a.       Daftar/tabel seluruh nilai yang mungkin bagi X dengan peluangnya masing-masing.
b.      Rumus/fungsi yang digunakan untuk menghitung peluang dengan menggunakan nilai peubah acak X sebagai input.
Fungsi peluang peubah acak X dinotasikan dengan f(x) didefinisikan sebagai f(x)=P(X=x). (f(x) didefinisikan sebagai peluang X=x). Fungsi f(x) adalah suatu fungsi peluang atau sebaran peluang dari peubah acak X jika, untuk setiap hasil yang muncul x berlaku :
1.      f(x) ≥ 0
2.      = 1
3.      P (X = x) = f(x)
Contoh:
1)      Hasil eksperimen pelemparan sekeping mata uang dengan sisi mata uang yang muncul yaitu Angka (A) atau Gambar (G) sebanyak 3 kali maka diperoleh:
S = {AAA,AAG,AGA,GAA,AGG,GAG,GGA,GGG}
x = {0, 1, 2, 3} (banyaknya sisi muka = A atau G yang muncul)
P(X) =
                        Sebaran peluangnya menjadi:
X = x
0
1
2
3
f(x)=P(X=x)
1/8
3/8
3/8
1/8





                                           P , untuk x = 0,3
  f(x) =                   P , untuk x = 1,2
0       , untuk x lainnya

Jawaban  nilai f(x) yang dinyatakan dalam bentuk tabel :

X
0
1
2
3
f(x)=P(X=x)


Tabel di atas merupakan tabel sebaran peluang peubah diskret X.
               Apabila kita akan menggambar grafik dari fungsi nilai f(x), maka grafiknya dapat berupa diagram batang atau histogram peluang.
·         Grafik berupa diagram batang :
                              P(X)

                             

                                       


                                                   0         1           2           3                     X
·         Grafik berupa histogram peluang:
                              P(X)
                                                                                  
                                        

                           
                                         
                                                
                                                   0          1       2         3                        X
E.     MACAM-MACAM DISTRIBUSI PELUANG ACAK DISKRIT

Distribusi peluang peubah acak yang bersifat diskrit yang sering digunakan yaitu distribusi binominal, distribusi multinominal, distribusi hipergeometrik dan distribusi passion.
1)      Distribusi Binominal
Yaitu, jumlah percobaan yang tetap (n). Setiap percobaan hanya terdiri dari berhasil atau gagal. Contohnya, pada saat ujian
2)      Distribusi multinomial
Merupakan percobaan yang setiap ulangnya akan menghasilkan lebih dari 2 kemungkinan. Seperti misalnya “berhasil”, “nyaris berhasil”, atau “gagal”
3)      Distribusi hipergeometrik
Merupakan bentuk probabilitas tanpa pemulihan yaitu setiap pencuplikan data yang telah diamati  atau diambil tidak dimasukkan kembali dalam populasi semula.
4)      Distribusi poisson
Merupakan disribusi peubah acak dimana hasil percobaan terjadi selama waktu tertentu di suatu daerah tertentu. Contohnya: Jumlah cacat pada setiap meter kabel.










BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Ukuran keragaman data menggambarkan bagaimana berpencarnya data atau menggambarkan seberapa jauh data menyebar dari rata-ratanya. Ukuran keragaman data yang sering digunakan antara lain: jangkauan/rentang (range), rentang antar kuartil (RAK), simpangan kuartil (SK), ragam (variansi), dan simpangan baku (standar deviasi). Peluang merupakan teori dasar stastistika, suatu disiplin ilmu yang mempelajari pengumpulan, pengaturan, perhitungan, penggambaran dan penganalisisan data, serta penarikan kesimpulan yang valid berdasarkan penganalisisan yang dilakukan dan pembuatan keputusan yang rasional.
Dalam mempelajari peluang, dapat menggunakan konsep permutasi, kombinasi dan peluang untuk menyelesaikan masalah dalam Matematika atau bidang lain. Misal S adalah ruang sampel. Fungsi X yang memetakan setiap anggota ruang sampel S ke suatu bilangan real disebut peubah acak. Untuk suatu peubah acak diskrit, sebaran peluang dapat berupa:
a.       Daftar/tabel seluruh nilai yang mungkin bagi X dengan peluangnya masing-masing.
b.      Rumus/fungsi yang digunakan untuk menghitung peluang dengan menggunakan nilai peubah acak X sebagai input.

No comments:

Post a Comment